Peran Jamur, Hama, dan Solusi Alami untuk Penyakit Busuk Buah pada Kopi

“Kopi adalah darah kehidupan bagi para petani. Tapi ketika buah kopinya membusuk bahkan sebelum dipetik, apa yang sebenarnya sedang terjadi?”


Pendahuluan: Bahaya yang Tak Terlihat dari Buah Kopi

Di berbagai belahan dunia, petani kopi menghadapi musuh yang tak terlihat: buah kopi yang tampak sehat dari luar, namun ternyata busuk dari dalam. Penyakit ini disebut busuk buah kopi, dan telah menjadi penyebab kerugian ekonomi besar di banyak negara penghasil kopi.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan mengira penyebab utama penyakit ini adalah satu jenis jamur bernama Colletotrichum kahawae, yang diketahui menyerang di Afrika dan dikenal sebagai Coffee Berry Disease (CBD). Tapi riset baru dari Puerto Rico mengungkap fakta yang jauh lebih kompleks dan mencengangkan: ternyata banyak jenis jamur lain yang juga bisa menyebabkan penyakit serupa, dan salah satunya bahkan bisa dibawa oleh hama penggerek buah kopi (Coffee Berry Borer/CBB). Yang lebih menarik, ada juga jamur "baik" yang justru bisa membantu mengendalikan keduanya sekaligus.


Misi Penelitian: Mengurai Kompleksitas Penyakit Buah Kopi

Penelitian yang dilakukan oleh Luz M. Serrato-Díaz dan timnya ini bertujuan untuk menjawab empat pertanyaan besar:

  1. Siapa saja sebenarnya pelaku utama (patogen) di balik penyakit busuk buah kopi di Puerto Rico?

  2. Apakah kumbang penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei) bisa menyebarkan jamur penyakit ini?

  3. Bisakah jamur alami Beauveria bassiana, yang dikenal sebagai pengendali hama, juga mencegah penyakit ini?

  4. Adakah perbedaan antara pembusukan luar dan dalam buah kopi, dan apa peran Fusarium, jamur lain yang kerap ditemukan di kebun?


Metodologi: Dari Kebun ke Laboratorium

Survei dan Pengumpulan Sampel

Selama dua tahun (2016–2017), para peneliti mengumpulkan lebih dari 2.300 buah kopi hijau dari empat lokasi kebun di Puerto Rico yang menunjukkan gejala serangan hama CBB. Menariknya, hampir separuh buah tersebut (1.197 buah) memperlihatkan pertumbuhan jamur putih khas Beauveria bassiana, yang tumbuh di sekitar lubang masuk CBB.

Isolasi Jamur dan Identifikasi

Buah-buah tersebut kemudian dibelah dan dianalisis secara mikroskopis dan genetik untuk mengetahui jenis jamur yang tumbuh di dalamnya. Teknik PCR (polymerase chain reaction) digunakan untuk mengenali DNA jamur secara presisi.


Hasil 1: Empat Jamur Penyebab Busuk Buah Kopi

Dari buah-buah busuk tersebut, ditemukan empat spesies jamur dari kelompok Colletotrichum gloeosporioides:

  • C. fructicola

  • C. siamense

  • C. theobromicola

  • C. tropicale

Keempatnya terbukti mampu menyebabkan gejala busuk luar dan dalam ketika diinokulasikan ke buah kopi sehat. Bahkan, beberapa spesies—seperti C. theobromicola—menunjukkan tingkat keparahan tinggi pada pembusukan internal buah.

Yang mengejutkan, spesies yang sebelumnya dianggap penyebab tunggal CBD, yaitu C. kahawae, tidak ditemukan sama sekali di Puerto Rico.


Hasil 2: Fusarium, Si Pelengkap yang Tak Boleh Diabaikan

Selain Colletotrichum, jamur lain yang sering muncul dari buah busuk adalah Fusarium spp. Dari total 323 isolat jamur yang diperoleh, Fusarium menempati posisi kedua terbanyak setelah Beauveria bassiana.

Dalam pengamatan lanjutan, Fusarium bahkan ditemukan lebih dominan pada buah yang tidak terinokulasi Colletotrichum, termasuk pada buah kontrol. Artinya, jamur ini berpotensi sebagai penyebab penyakit tersendiri atau memperparah kerusakan yang sudah ada.

Fusarium dikenal luas sebagai patogen tanaman yang menyebabkan busuk batang, akar, dan buah pada berbagai tanaman hortikultura. Peran Fusarium dalam kompleks penyakit buah kopi menjadi temuan penting karena menunjukkan bahwa busuk buah kopi bukanlah penyakit tunggal, melainkan kompleks penyakit yang melibatkan lebih dari satu jenis jamur.


Hasil 3: Beauveria bassiana, Jamur Baik yang Melindungi

Beauveria bassiana biasanya dikenal sebagai jamur entomopatogen—artinya ia menyerang dan membunuh serangga, khususnya hama seperti CBB. Tapi di luar dugaan, jamur ini juga bisa melindungi buah kopi dari serangan jamur jahat.

Dalam percobaan inokulasi ganda (dual inoculation), buah kopi yang terlebih dahulu disemprot Beauveria lalu diinokulasi dengan Colletotrichum, mengalami tingkat pembusukan yang jauh lebih rendah dibanding buah yang hanya diinokulasi Colletotrichum saja.

Ini menunjukkan dua kemungkinan mekanisme perlindungan:

  1. Kompetisi ruang: Beauveria mungkin tumbuh lebih dulu dan menghalangi jamur patogen menginfeksi buah.

  2. Produksi senyawa antijamur: Beauveria diketahui mampu menghasilkan senyawa seperti beauvericin dan oosporein yang bersifat antijamur.

Fakta bahwa Beauveria bisa hidup sebagai endofit (tinggal di dalam jaringan tanaman tanpa menyebabkan penyakit) membuka peluang besar pemanfaatannya sebagai pelindung tanaman ganda: melawan hama dan penyakit sekaligus.


Hasil 4: CBB Bukan Sekadar Hama, Tapi Juga Kurir Penyakit

Kumbang penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei) selama ini dikenal sebagai perusak buah kopi. Tapi penelitian ini menunjukkan bahwa ia juga bisa menjadi agen penyebar jamur patogen.

Ketika CBB yang sebelumnya telah terkena spora Colletotrichum dilepaskan ke buah kopi sehat, buah tersebut menunjukkan gejala pembusukan baik dari luar maupun dalam. Ini artinya, CBB dapat membawa dan menyebarkan spora jamur saat menggerek buah, layaknya jarum suntik yang menyuntikkan patogen ke dalam jaringan buah.


Diskusi: Tantangan Baru dalam Mengelola Penyakit Buah Kopi

Penyakit Kompleks, Bukan Tunggal

Tidak seperti pemahaman sebelumnya yang menganggap penyakit busuk buah kopi hanya disebabkan oleh satu jenis jamur (C. kahawae), riset ini menunjukkan bahwa kita berhadapan dengan kompleks penyakit, di mana banyak patogen (termasuk Fusarium) bisa berperan sendiri-sendiri atau saling memperparah.

Perbaikan Strategi Pengendalian

Temuan ini mendorong perubahan pendekatan:

  • Identifikasi patogen lokal. Tiap wilayah perlu mengenali patogen dominan di kebunnya.

  • Peran penting biokontrol. Beauveria bassiana menjadi solusi alami yang efektif dan ramah lingkungan.

  • Pengendalian vektor. Mengendalikan CBB bukan hanya penting untuk mengurangi kerusakan langsung, tetapi juga mencegah penyebaran jamur patogen.

Kesenjangan Pengetahuan di Tingkat Petani

Di Puerto Rico, banyak petani mengira pembusukan buah kopi berasal dari paparan sinar matahari atau kekurangan nutrisi. Pemahaman ini perlu diluruskan agar pengendalian yang dilakukan lebih tepat sasaran.


Kesimpulan: Membuka Babak Baru Pengendalian Penyakit Kopi

Penelitian ini menjadi batu loncatan penting dalam memahami penyakit busuk buah kopi secara lebih utuh. Ia mengajarkan kita bahwa:

  • Penyakit ini disebabkan oleh berbagai patogen, bukan hanya C. kahawae.

  • Hama seperti CBB bisa menjadi penyebar penyakit.

  • Jamur baik seperti Beauveria bassiana bisa menjadi pahlawan di kebun kopi.

  • Fusarium mungkin selama ini luput dari perhatian, padahal punya kontribusi besar terhadap kerusakan buah kopi.

Dengan mengintegrasikan pemahaman ini ke dalam strategi pertanian, kita bisa menciptakan sistem pengendalian terpadu yang lebih efektif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.


Tambahan: Rekomendasi Praktis untuk Petani dan Penyuluh

  1. Kenali Gejala: Waspadai pembusukan buah, baik dari luar maupun dalam.

  2. Gunakan Jamur Baik: Aplikasikan Beauveria bassiana secara berkala, terutama di musim buah muda.

  3. Kendalikan Hama: Lakukan monitoring dan sanitasi kebun untuk mengendalikan populasi CBB.

  4. Rotasi Produk: Jangan hanya andalkan fungisida sintetis. Kombinasikan dengan agen hayati untuk hasil jangka panjang.

  5. Tes Laboratorium: Kirim sampel buah busuk ke laboratorium untuk identifikasi patogen secara akurat.


    Sumber : disini

Posting Komentar untuk "Peran Jamur, Hama, dan Solusi Alami untuk Penyakit Busuk Buah pada Kopi"