Pengendalian hayati klasik (Classical Biological Control - CBC) adalah strategi cerdas. Musuh alami didatangkan dari daerah asal hama untuk mengendalikan populasinya di tempat baru
Dulu para ilmuwan akan melepaskan sebanyak mungkin jenis musuh alami dan berharap salah satunya berhasil
Kriteria Utama: Bukti Keberhasilan dan Spesialisasi
Keberhasilan Sebelumnya (Prior Success): Cara termudah adalah melihat apakah musuh alami tersebut sudah berhasil di tempat lain. Contohnya, tawon parasitoid (Torymus sinensis) berhasil mengendalikan hama di Jepang, sehingga kemudian diperkenalkan ke Amerika Utara dan Eropa dengan sukses
. Namun, strategi ini tidak selalu berhasil. Iklim yang berbeda bisa membuat musuh alami yang hebat di satu tempat menjadi tidak efektif di tempat lain . Efektif di lokasi asal (Efficiency in Origin): Musuh alami yang sangat efektif menekan populasi hama di daerah asalnya punya peluang besar untuk sukses di tempat baru. Sebuah studi bahkan menunjukkan bahwa tingkat parasitisme di atas 32% di daerah asal adalah pertanda baik
. Hanya Memangsa Target (Host Specificity): Ini adalah kriteria paling krusial saat ini. Untuk mendapatkan izin pelepasan, ilmuwan harus membuktikan bahwa calon musuh alami ini sangat spesifik dan hanya akan memangsa hama target, tanpa membahayakan serangga asli yang tidak bersalah
. Ini adalah upaya untuk menghindari kesalahan di masa lalu di mana musuh alami yang dilepas justru menjadi masalah baru bagi ekosistem lokal .
Faktor Iklim, Taksonomi, dan Pentingnya Identifikasi
Memilih kandidat yang tepat lebih dari sekadar melihat rekam jejaknya. Ada beberapa faktor biologis dan ekologis yang sangat menentukan.
Iklim Sangat Mempengaruhi ☀️❄️
Ketidakcocokan iklim adalah salah satu penyebab utama kegagalan program pengendalian hayati
Parasitoid vs. Predator
Secara umum, parasitoid (serangga yang larvanya hidup di dalam atau menempel pada inang) lebih sering digunakan dan punya tingkat keberhasilan lebih tinggi daripada predator (pemangsa langsung)
Misteri Spesies Kriptik dan Biotipe 🧬
Apa yang terlihat seperti satu spesies serangga, ternyata bisa jadi merupakan sekelompok "kembaran" yang sulit dibedakan secara visual, yang disebut spesies kriptik atau biotipe
Contoh klasiknya adalah program pengendalian hama kutu zaitun di California. Parasitoid dari berbagai negara gagal, sampai akhirnya strain dari Iran berhasil. Belakangan, dengan teknologi molekuler, diketahui bahwa "strain Iran" itu sebenarnya adalah spesies yang berbeda, meskipun terlihat sama persis. Ini membuktikan betapa pentingnya menggunakan analisis DNA untuk memastikan kita memilih kandidat yang benar-benar tepat.
Keberadaan Musuh Alami di Lokasi Target
Sebelum melepaskan musuh alami baru, sangat penting untuk mensurvei musuh alami apa yang sudah ada di lokasi target
Kesimpulan
Memilih musuh alami untuk pengendalian hayati telah berevolusi dari pendekatan "coba-coba" menjadi sebuah disiplin ilmu yang presisi dan penuh pertimbangan. Tidak ada satu sifat "ajaib" yang menjamin keberhasilan. Fokus utama saat ini adalah pada spesifisitas inang untuk keamanan ekologis dan pencocokan iklim untuk efektivitas
Sumber :
Kenis, M., & Seehausen, M. L. (2025). Considerations for Selecting Natural Enemies in Classical Biological Control. In B. P. Hurley, S. A. Lawson, & B. Slippers (Eds.), Biological Control of Insect Pests in Plantation Forests (pp. 53-69). Springer.
Posting Komentar untuk "Seni dan Sains di Balik Pemilihan Musuh Alami"