Daftar Istilah Entomologi (Ilmu Serangga)

Berikut ini adalah beberapa istilah penting dalam entomologi:

  1. Entomologi: Ilmu yang mempelajari serangga.
  2. Serangga: Kelas hewan yang mencakup serangga, termasuk serangga yang mengalami metamorfosis sempurna (seperti kupu-kupu dan lebah) serta serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna (seperti belalang dan jangkrik).
  3. Metamorfosis: Proses perubahan bentuk serangga dari stadia satu ke stadia lainnya dalam siklus hidupnya.
  4. Insektisida: Bahan kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan serangga.
  5. Kutikula: Lapisan luar tubuh serangga yang melindungi dan menutupi tubuh mereka.
  6. Antena: Organ indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan dari lingkungan sekitar dan membantu serangga dalam orientasi dan komunikasi.
  7. Mandibula: Struktur mulut serangga yang berfungsi untuk mengunyah makanan atau membela diri.
  8. Proboscis: Struktur mulut yang panjang dan menggulung yang digunakan untuk menghisap nektar atau cairan lainnya oleh serangga seperti lebah dan kupu-kupu.
  9. Eksoskeleton: Kerangka luar yang keras pada serangga yang memberikan dukungan dan perlindungan untuk tubuh mereka.
  10. Pupa: Tahap perkembangan dalam metamorfosis sempurna di mana serangga mengalami transformasi dari larva menjadi dewasa. Pada tahap ini, serangga biasanya tidak makan dan berada dalam keadaan diam.
  11. Entomofagi: Organisme yang memakan serangga sebagai sumber makanan utama mereka.
  12. Hymenoptera: Ordo serangga yang mencakup lebah, tawon, dan semut.
  13. Lepidoptera: Ordo serangga yang mencakup kupu-kupu dan ngengat.
  14. Coleoptera: Ordo serangga yang mencakup kumbang.
  15. Diptera: Ordo serangga yang mencakup lalat dan nyamuk.
  16. Hemiptera: Ordo serangga yang mencakup kutu daun, kutu batang, dan belalang.
  17. Orthoptera: Ordo serangga yang mencakup belalang, jangkrik, dan kecoa.
  18. Odonata: Ordo serangga yang mencakup capung dan jinak-jinak.
  19. Arachnida: Kelas hewan yang mencakup laba-laba, kalajengking, dan tungau, bukan serangga tetapi sering dipelajari dalam konteks entomologi.
  20. Nymph: Tahap perkembangan serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Nymph mirip dengan dewasa, tetapi lebih kecil dan tidak memiliki sayap yang sepenuhnya berkembang.
  21. Ecdysis: Proses molting, yaitu saat serangga melepaskan kulit atau eksoskeletonnya yang sudah terlalu kecil dan menggantinya dengan kulit baru yang lebih besar.
  22. Symbiosis: Hubungan erat antara serangga dengan organisme lain, seperti serangga yang hidup dalam simbiosis mutualisme dengan tanaman tertentu atau serangga yang menjadi inang parasit atau predator serangga lain.
  23. Frass: Sisa-sisa makanan dan kotoran yang dikeluarkan oleh serangga, seperti sisa-sisa larva atau serangga dewasa.
  24. Entomologi medis: Cabang entomologi yang mempelajari serangga yang terkait dengan penyakit manusia, seperti nyamuk yang menularkan malaria atau lalat yang menyebarkan penyakit.
  25. Entomologi forensik: Cabang entomologi yang menggunakan serangga untuk membantu dalam penyelidikan kriminal dan penentuan waktu kematian dalam ilmu forensik.
  26. Taxonomi: Cabang ilmu yang mempelajari klasifikasi, deskripsi, identifikasi, dan pengelompokan serangga berdasarkan hubungan evolusioner mereka.
  27. Morfologi: Studi tentang struktur dan bentuk serangga, termasuk bagian-bagian tubuh dan organ-organ internal mereka.
  28. Fisiologi: Cabang ilmu yang mempelajari fungsi dan proses kehidupan dalam tubuh serangga, seperti pencernaan, pernapasan, dan reproduksi.
  29. Etologi: Cabang ilmu yang mempelajari perilaku serangga, termasuk komunikasi, reproduksi, makan, dan interaksi sosial.
  30. Ekologi serangga: Studi tentang hubungan serangga dengan lingkungan alaminya, termasuk interaksi dengan tumbuhan, hewan lain, dan faktor lingkungan.
  31. Agregasi: Perilaku serangga untuk berkumpul atau berkumpul dalam kelompok yang besar, sering kali terjadi untuk keuntungan sosial atau keamanan.
  32. Mimikri: Strategi di mana serangga meniru atau meniru organisme lain untuk menghindari predasi atau mendapatkan manfaat tertentu.
  33. Kriptik: Kemampuan serangga untuk menyamarkan diri atau menyatu dengan lingkungan sekitar mereka, membuat mereka sulit dikenali oleh predator atau mangsa potensial.
  34. Aposematik: Warna atau pola peringatan yang ditampilkan oleh serangga untuk mengindikasikan bahwa mereka beracun atau tidak aman untuk dimangsa.
  35. Pheromone: Zat kimia yang dihasilkan oleh serangga untuk berkomunikasi dengan anggota spesies yang sama, misalnya dalam menarik pasangan kawin atau menandai jejak.
  36. Parthenogenesis: Reproduksi serangga yang melibatkan perkembangan telur yang tidak dibuahi, menghasilkan keturunan yang identik dengan induknya.
  37. Habitat: Lingkungan tempat serangga hidup dan memenuhi kebutuhan hidup mereka, seperti hutan, padang rumput, atau air tawar.
  38. Bioakumulasi: Proses penumpukan bahan kimia atau racun dalam tubuh serangga seiring berjalannya waktu, yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka dan rantai makanan di ekosistem.
  39. Pests: Serangga yang dianggap merugikan atau merusak tanaman, ternak, atau lingkungan dan memerlukan pengendalian populasi.
  40. Beneficial insects: Serangga yang memberikan manfaat bagi manusia atau ekosistem, seperti lebah penyerbuk yang membantu dalam penyerbukan tanaman atau serangga predator yang membantu mengendalikan serangga hama.
  41. Integrated pest management (IPM): Pendekatan pengendalian serangga yang menggabungkan berbagai strategi, termasuk penggunaan insektisida secara selektif, pengendalian biologis, dan teknik budidaya untuk mengelola populasi serangga hama dengan cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
  42. Mutualisme: Hubungan simbiosis di antara dua spesies yang memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, misalnya, hubungan mutualisme antara serangga penyerbuk dan tumbuhan yang mereka serbuki.
  43. Predasi: Interaksi di mana satu serangga (predator) memangsa serangga lain (mangsa) untuk mendapatkan makanan.
  44. Herbivori: Kebiasaan makan serangga yang hanya memakan tumbuhan atau bagian tumbuhan.
  45. Parasitisme: Hubungan di mana serangga (parasit) hidup pada atau di dalam tubuh serangga lain (inang) dan mengambil sumber daya dari inang tersebut.
  46. Kompetisi: Persaingan antara serangga untuk sumber daya terbatas seperti makanan, tempat berlindung, atau pasangan kawin.
  47. Molt: Proses penggantian kulit atau eksoskeleton yang terjadi saat serangga tumbuh.
  48. Diurnal: Serangga yang aktif pada siang hari.
  49. Nocturnal: Serangga yang aktif pada malam hari.
  50. Endemik: Serangga yang hanya ditemukan di wilayah geografis tertentu dan tidak ditemukan di tempat lain.
Sebagai tambahan, berikut daftar referensi yang bisa digunakan untuk menemukan istilah-istilah dalam entomologi :
  • 1. Borror, D.J., Triplehorn, C.A., & Johnson, N.F. (1989). An Introduction to the Study of Insects. Saunders College Publishing.
  • 2. Chapman, R.F. (1998). The Insects: Structure and Function. Cambridge University Press.
  • Resh, V.H. & Cardé, R.T. (Eds.). (2009). Encyclopedia of Insects (2nd ed.). Academic Press.
  • 3. Gillott, C. (2005). Entomology (3rd ed.). Springer.
  • 4. Triplehorn, C.A. & Johnson, N.F. (2005). Borror and DeLong's Introduction to the Study of Insects (7th ed.). Thomson Brooks/Cole.

Posting Komentar untuk "Daftar Istilah Entomologi (Ilmu Serangga)"